Wednesday, February 8, 2017

Awal Kisah Dendam Rangda Legu Gondong




Diceritakan pada jaman dahulu ketika wilayah kekuasaan Raja Kesiman sampai ke daerah pesisir timur dan tenggara yang meliputi daerah Sanur Intaran dan sekitarnya. Pada masa kejayaan Puri Agung Kesiman, hiduplah seorang yang mumpuni di bidang ilmu kedigjayaan atau ilmu kewisesan yang diberi julukan Rangda Jero Agung, tinggal di Desa Intaran.

Dikisahkan Rangda Jero Agung hidup bahagia bersama sang istri tercinta. Namun seiring dengan perjalanan waktu, sang istri kemudian amor ing acintya alias meninggal dunia. Waktu pun berlalu, danpandangan masyaraakat pun berubah terhadap rangda Jero Agung. Entah apa yang terjadi, masyarakat Intaran mencurigai bahwa Rangda Jero Agung memiliki ilmu pengliakan.

Kasak kusuk itu terdengar pula oleh Rangda Jero Agung. Lantaran merasa difitnah, maka Rangda Jero Agung lalu  menghadap kepada Bendesa Intaran. Karena tidak puas akan penjelasan yang diberikan oleh Jero Bendesa, Rangda Jero Agung merasa jengah. Rangda Jero Agung kemudian pergi ke Pura Dalem Blanjong Sanur melakukan dewasraya untuk memperoleh panugrahan kawisesan dengan memanunggalkan bayu sabda idep.

Ida Betari Durga yang maha pengasih kemudian  mengabulkan permohonan Rangda Jeero Agung. Ida Betari Durga napak di hadapan Rangda Jero Agung dan memberikan penugran. Penugrahan yang diberikan Betari Dalem adalah berupa Legu (nyamuk). Hal ini lantaran masyarakat Desa Intaran tidak pernah melakukan upacara yadnya dan persembahyangan di Pura Dalem Blanjong Sanur.

Dengan anugrah tersebut, Rangda Jero Agung membuat kekacauann dengan menyebar wabah penyakit melalui kesaktian legu tersebut. Desa Intaran menjadi grubug. Mengetahui desanya terkena wabah penyakit, dimana banyak warga yang mati secara tidak wajar, Bendesa Intaran lalu menghadap ke Puri Kesiman. Puri Kesimanpun Mengutus Ki Mekel Klutug, untuk menyelidiki wabah penyakit yang terjadi di Desa Intaran.

Dari pengamatan Ki Mekel Klutug di desa Intaran, kemudian didapat informasi bahwa penyebab semua ini adalah Rangda Jero Agung yang menggelar kewisesan dengan mengerahkan ajian Legu Gondong. Akhirnya terjadi pertempuran dimana Ki Mekel Klutug melawan Rangda Jero Agung. Atas pertempuran tersebut, kemudian Randa Jero Agung dapat dikendalikan serta kondisi masyarakat berangsur angsur normal kembali.

Dari kisah Legu Gondong tersebut dapat dipetik sebuah nilai positif bahwasannya Fitnah atau Raja pisuna yang ditebar bisa jadi akan menghancurkan kehidupan orang banyak. Sebab doa dan permohonan orang yang terhina teraniaya dan tertindas sangat manjur. Hal ini persis ketika anak Ki Balian Batur difitnah telah menjual makanan lawar jelema.

Satu lagi yang penting adalah kisah Legu Gondong bisa jadi adalah permainan Tuhan dalam hal Dewi Durga uuntuk mengingatkan manussia dan masyarakat agar tidak melupakan Widhi atau Tuhan dengan cara melakukan yadnya dan persembahyangan di Pura Dalem Blanjong. Artinya kejadian ini adalah peringatann Tuhan kepada manusia untuk senantiasa mendekatkan diri kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, karena manusia adalah ciptaan Tuhan.

Kisah Legu Gondong ini juga sebagai cerminan dari pertempuran Rwa Bhineda yakni dua kekuatan baik dan buruk, positif negatif, kebenaran dan kejahatan akan senantiasa bersanding di dunia ini. (Kand.)

Sumber : http://kanduksupatra.blogspot.co.id

close
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Awal Kisah Dendam Rangda Legu Gondong

0 komentar:

Post a Comment