
Ilustrasi
Cetik sejenis racun berbahaya yang telah ada sejak jaman dahulu menjadi senjata melumpuhkan bahkan juga dapat mematikan si targetnya. Jenis cetik pun beragam dan terdiri atas tiga jenis yakni padat, cair dan angin yang masing-masing memiliki kandungan berbahaya.
Dr. Jero Mangku Ngurah Gede Made Subagia, SH, M.Fil.H, Sesepuh Perguruan Siwa Murti Bali dalam Seminar Regional Fakultas Brahma Widya IHDN Denpasar bertajuk “Eksistensi Cetik di era Modern” (Lokal Religius Bali), Rabu (19/4/2017) menyebutkan ketiga jenis cetik memiliki kandungan yang berbahaya bahkan mampu mematikan targetnya.
Menurut Usada Cetik, Wresapati kalpa, Siwa Murti, Gni Siwa Mas, Gni Candra Berag disebutkan ada 72 jenis cetik yang digolongan jenis cetik padat, cair dan angin. Jenis cetik padat diantaranyta kerikan kerawang, ceroncong polo, ginten, medang gading (tiying gading), cetikladah tanah. Jenias cetik cair diantaranya: Badung sari (banyeh manusia), cetik luki, geringsing (yuyu gringsing/merah), buntek, singarmangsi (cumi-cumi). Serta jenis cetik angin diantaranya: Cetik subia sari, cetik ceroncong polo (dikirim jarak jauh dengan perantara angin)
Diantara ketiga jenis cetik, Mangku Subagia menyebutkan jenis cetik yang paling berbahaya dan sakti adalah cetik angin, “yang paling sakti dan mantraguna dijalankan dengangan sesawangan dan teluh terangjana,” ungkapnya.
Cetik jenis angin hanya dilakukan di rumah oleh si pembuatnnya dan kemudian secara langsung akan bergerak menuju si target yang telah ditentukan, “bergerak dengan sendirinya meskipun ia berada di rumahnya,” katanya.
Berdasarkan pembuatannya cetik yang berasal dari gunung disebutkan diantaranya cetik perak, tembaga, selaka, besi dan emas. Cetik yang berasal dari alas diantaranya candra berag, siwer mas, ketela, luki dan bungan terompet sementara cetik yang berasal dari samudra diantaranya berbahan racun cumi-cumi.
Mengobati cetik ada secara khusus disebutkan berdasarkan atas lontar taru premana, serta usada cetik dan secara khusus ada ramuan yang dapat dijadikan obat baik berbentuk minyak maupun campurannya serta dilakukan dengan mengucapkan doa mantra pemunah cetik.
Untuk mengatasi dan mencegah terkena cetik hal yangt perlu dilakukan menurut Jero Mangku Subagia yakni rajin sembahyang, makan ingat Ida Sanghyang Widhi, jangan suka pamer, jangan berlebihan, tidak merendahkan orang lain, jangan kedewan–dewan, jangan ambisi jadi balian.
Sumber : http://suluhbali.co
Sumber : http://suluhbali.co
0 komentar:
Post a Comment